Kegelisahan yang tak bertepi

 Kamis 27 Januari 2022

Tulisan ke 10

Penulis: Sahril Al-Hamid



Sekitar jam 4 dini hari pikiran berkecamu ada rasa bimbang, resah dan tidak tenang entah mengapa hal itu bisa terjadi tapi yang jelas saya benar-benar membutuhkan orang yang mengerti dan paham tentang kondisi ini, saya berusaha dekat dengan teman-teman yang saya anggap bisa memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah yang saya hadapi cuman semuanya belum ada yang bisa memahami betul kemana arah pikiran ini. 

Saya memang tidak sedang baik-baik saja dalam setahun terakhir ini, cuman orang-orang hanya melihat saya pada cara pandang mereka sendiri-sendiri sehingga kegelisahan, keresahan dan keputusasaan saya tidak terlalu terlihat, saya memang semaksimal mungkin menyembunyikan masalah yang saya hadapi akan tetapi kali ini beda konteksnya, ternyata saya membutuhkan orang yang bisa di ajak diskusi dengan baik dan tenang.

Setiap pagi hari sama seperti biasanya saya tetap melaksanakan rutinitas menjadi karyawan di salah satu yayasan di jakarta utara, dengan bermodalkan ijasah dan pengalaman serta keilmuan yang standar alhamdulilla saya diterima di yayasan ini, entah sampai kapan saya disini saya kurang mengerti yang jelas ketika suatu saat nanti saya sudah tidak mampu lagi dalam menjalankan tugas yang di amanahkan ke saya, saya sudah siapkan solusi terbaiknya. 

Saya tidak ingin menjadi beban orang banyak, apalagi menjadi beban orang yang sudah membantu saya dalam segala bidang, saya pun tidak ingin memperbanyak musuh apalagi orang yang sudah saya kenal, saya hanya ingin memberikan pelayanan terbaik bukan memberikan proposal permusuhan yang menjerumuskan pada kesesatan dalam berpikir. 

Sejatinya sampai sekarang saya memang belum bisa memahami betul bagaimana kondisi saya, kondisi keluarga, kondisi teman, kondisi adek- adek dan kondisi-kondisi orang-orang yang pernah saya kenal, sebab selama satu tahun yang lalu saya tidak terlalu mengerti apa dan bagaimana berbuatan baik itu, bahkan sampai sekarang saya benar-benar kehilangan kompas, kompas perjuangan ku di waktu yang silam. 

Saya hanya bisa berharap ada perubahan kedepannya, entah cukup dengan hanya memakai semangat yang kuat serta iman yang cukup saya tidak terlalu mengerti, tapi mudah-mudahan semua harapan dan doa akan terkabulkan di bulan Februari nanti.

Dulu saya pernah mendesain bagaimana saya akan hidup kedepan serta mengontrol diri untuk mencapai keinginan yang dahsyat, cuman hal itu ternyata hanya hayalan belaka yang tidak bisa saya wujudkan dalam kehidupan nyata, lagi-lagi mungkin saya memang di takdirkan untuk menyelesaikan masalah bukan menjadi konseptor yang baik untuk kebaikan saya sendiri. 

Tapi tidak masalah hal ini saya akan hadapin dengan jiwa yang besar dan semangat yang tinggi dengan harapan besok, lusa dan hari-hari selanjutnya akan menjadi jauh lebih baik. Mulai dari teman yang baik, saudara yang baik, adek-adek yang baik dan bahkan keluarga yang baik. Sehingga semuanyaa normal kembali seperti sedia kala serta pikiran saya pun di harapkan akan tetap membaik. 

Semoga Allah mengabulkan semua doa-doa orang yang merasakan hal yang sama seperti isi cerita pada tulisan ini. 

Aamiin







Komentar

Postingan populer dari blog ini

PPKM VS PTM

Pengawas ujian UM tingkat MA

Surat cinta untuk Ibu