menulis akan memunculkan kebosanan

 22 Januari 2022

Tulisan ke 8

Penulis : Sahril Al-Hamid 




Hari ini adalah hari yang sangat berat karena rasa bosan datang menghampiri di kala keinginan untuk menjadikan diri bermanfaat bagi orang lain. Tapi dalam kebosan ini saya berupaya untuk terus membuat tulisan ini, walau saya tidak mengerti dan tau apa yang harus saya tulis. Tapi biarkanlah tulisan ini tak bermakna dan tak memberikan pesan kepada pembaca yang penting saya bisa menulis setiap hari apa dan bagaimana pun hasilnya. 

Dalam keadaan hidup sendiri seperti sekarang, saya harus memiliki kemampuan yang khusus untuk mengurus rumah, setrika baju, cuci baju dan bahkan masak serta makan minum. Cuman saya tidak permasalahkan akan hal itu tapi yang menjadi masalah di kala saya tertinggal pada pertemuan ketiga dalam Pelatihan BM semalam semangat saya langsung menurun dan paginya saya tidak memiliki gagasan, ide dan konsep apa yang harus saya tulis. Akan tetapi saya sangat sadar bahwa inilah yang di sampaikan oleh orang-orang bijak bahwa semangat yang menggebu-gebu itu akan ada saatnya menurun, sehingga timbul rasa bosan, malas dan tidak mau melakukan apa-apa. 

Setelah selesai sholat dzuhur saya sejenak berpikir apakah saya harus kalah pada kondisi begini dan dalam beberapa kesempatan ada yang mampir dipikiran saya untuk merayu bahwa saya harus berhenti untuk menulis yang tidak bermakna ini. Saya semakin bersemangat untuk berhenti menulis karna yang mampir di "Blogger" Saya saja sedikit berarti bisa disimpulkan tulisan yang saya sajikan tidak bermakna bagi orang banyak sehingga tulisan itu tidak ada faedahnya. 

Ketika saya keluar dari mesjid dan bertemu dengan teman-teman di warkop (warung kopi) didepan mesjid saya langsung buat candaan-candaan yang membuat saya tertawa lepas dan pada kesempatan itulah saya menemukan kembali semangat saya yang sempat hilang. Jadi saya bisa memastikan bahwa naik turunnya semangat dalam menulis itu adalah kurangnya tertawa dan kurangnya candaan, sebab dengan dua alasan itu hormon kita akan semakin meningkat dan membuat semangat kita menggebu-gebu seperti biasanya. 

Penurunan semangat menulis itu penyebab utamanya adalah capek dan memaksakan kehendak untuk melakukan atau menuntaskan tugas yang didapatkan baik dari guru, orang tua, narasumber, istri, anak, dan peserta didik. Jadi kalau memilih menjadi penulis mulailah dari hal yang disenangi dan jangan selalu memaksa diri untuk menulis, karna akan berakibat fatal kalau dipaksakan. 

Saya menemukan konsep diatas karena saya merasa perlu untuk melakukannya supaya tugas saya sebagai penulis bukan hanya teori belaka tapi akan terwujud dikemudian hari, maka dari itu saya menemukan kata kunci sederhana ketika malas menghampiri. Kalau hal yang sama dirasakan oleh pembaca makan coba perhatikan hal-hal berikut ini sebagai langkah peningkatan semangat :

1. Jangan memaksakan diri menulis kalau sedang cape

2. Refresing lah ketika bosan. 

3. Paksakan diri menulis walau tidak punya ide

4. Interaksilah dengan teman-temanmu dan buatlah candaan-candaan kecil didalamnya. 

5. Berdoalah agar niatmu terwujud. 

Semoga tulisan singkat ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca, semoga Allah meningkatkan kemampuan kita serta menambahkan pemahaman kita dalam segala hal, Sehingga suatu saat nanti kita akan merasakan keberkahan dan kebahagiaan yang hakiki. 

Aaamiin

"Perjuangan sesungguhnya adalah perjuangan untuk mendapatkan ridho Allah SWT"







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PPKM VS PTM

Pengawas ujian UM tingkat MA

Surat cinta untuk Ibu