Studi ku Gagal Karena Covid 19

 Kamis 20 Januari 2022

Tulisan ke 6

Penulis : Sahril Al-Hamid



Sejak tahun 2015 lalu saya memiliki cita-cita untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu universitas ternama di jakarta selatan tapi sayang pada kesempatan itu saya tidak bisa ikut daftar masuk pada gelombang pertama di kampus tersebut lantaran masih melakukan negosiasi dengan orang tua terkait proses pembayarannya.

waktu itu orang tua saya sudah sangat tidak mampu membiayai biaya pendidikan saya, walaupun saya tetap ngotot mau melanjutkan sekolah, alasan orang tua waktu itu sangat logis dan memuaskan hati saya sehingga saya mengurungkan niat untuk melanjutkan studi tersebut. 

Orang tua sampaikan dan sekaligus titip pesan waktu itu "kalau sekiranya kamu mau sekolah kami sangat mendukung dan setuju tapi kami juga tidak memiliki uang untuk membiayai sekolahmu sebab adek-adekmu masih ada dua orang yang masih kuliah yang harus kami tanggung nak. 

Mendengar pernyataan seperti itu hati saya langsung luluh dan tidak bisa berkata-kata lagi melainkan berdoa kepada Allah supaya di lain kesempatan saya bisa melanjutkan studi diwaktu-waktu yang ditentukan oleh Allah kepada saya. 

Di tahun yang sama saya mencoba melakukan beberapa hal supaya bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah agar saya bisa melanjutkan kuliah di Universitas yang sudah saya tandai dalam buku harian saya. 

Waktu terus berjalan seperti halnya saya terus berjalan untuk mendapatkan pekerjaan supaya mimpi itu bisa terwujud tapi pada akhirnya saya menemukan lowongan kerjaan yang ditempel di jalan yang berlokasi di Bekasi kota tepatnya kampung Sawah.

pada saat itu saya ambil nomor telepon orang yang ada dalam pamflet tersebut dengan bermaksud menelponnya ketika saya sudah sampai pada mesjid yang biasa saya pake untuk istirahat sekaligus memanjatkan doa kepada Allah agar bisa di Terima di tempat tersebut.

Setelah sampai pada mesjid di daerah jakarta selatan akhirnya saya memulai membuka tas dan mengambil HP nokia jadul yang selalu setia menemani saya dalam garis perjuangan untuk mendapatkan kerjaan dan meraih cita-cita untuk bisa melanjutkan studi di Universitas yang menjadi impian itu. 

Pada saat saya memulai telepon HP nokia saya sudah memberikan isyarat untuk mempercepat komunikasinya karena batrainya sudah mau habis, tidak perlu menangunggu lama setelah saya telepon ada suara yang serak-serak basah yang angkat ternyata dia adalah kepala sekolah nya. 

Assalamu'alaikum ucapnya pada pertama kali mengangkat hpnya dan saya pun membalas salamnya. Pada saat itu kami mendiskusikan tentang maksud dan tujuan saya menelponnya dengan santai saya memberikan penjelasan bahwa saya sedang butuh pekerjaan, pada saat itu juga kepala sekolahnya langsung to the poin. 

ya sudah kamu ke sekolah saja yaa nanti kita akan bicara lebih lanjut terkait hal-hal strategis lainnya, apakah bapak siap datang kesini ucapnya ke saya dengan nada penasaran saya pun langsung bilang saya siap pak, maklum semangatnya orang yang menggebu-gebu ingin dapatkan kerjaan demi sebuah cita-cita. 

Singkat cerita saya bersiap-siap ambil baju terbaik, parfum yang wangi dan rambut yang kinclong. Akan tetapi karna perjalanannya panjang kerapian saya sedikit demi sedikit mulai berkurang, saya kira bekasi dan jakarta itu dekat ternyata membutuhkan waktu 2 jam lebih baru saya sampai ke tempat tujuan. 

Setelah menikmati lelahnya perjalanan saya pun sampai pada sekolah yang dituju dan alhamdulillah pada kesempatan itu pemilik sekolahnya langsung menyiapkan minuman yang segar untuk saya berupa air putih yang dingin. Pada saat minum air itu tenggorokan terasa enak dan pembicaraan pun akan segera dimulai.

 Mula-mula pemilik sekolah menanyakan kepada saya namanya siapa dan perjalannya jauh apa tidak terus bagaimana kesannya pak, saya langsung perkenalkan diri dan lanjut jawab pertanyaan nya yang lain alhamdulillah enak pak karena saya menikmatinya dengan suka cita. Tidak lama setelah saya sampaikan itu masuklah pada pernyataan yang ditunggu-tunggu.

 Baik Pak karena bapak sudah jauh-jauh kesini dan perjuangan bapak yang sangat terinspirasi maka saya Terima bapak di sekolah ini tapi bapak ngajar di MTs  bukan SDnya, dengan seketika saya bilang baik Pak Terima kasih dengan nada senang dan bahagia karna merasa perjuangan yang berjam-jam itu berbuah manis.

 Terus pada kesempatan yang sama pula orang yang punya sekolah ini menunjukkan mimik wajah yang tidak enak dilihat beda dengan sebelumnya, sekarang mukanya lebih condong was-was dan hati-hati mengeluarkan pernyataan. 

Setelah menunggu beberapa menit sang pemilik sekolah menyampaikan tentang honor atau gaji yang saya Terima setiap bulannya, gini pak karna sekolah kami ini adalah sekolah baru dan siswa kami masih sedikit kami hanya bisa gaji guru dengan nominal 250 ribu perbulan dan itupun tidak pasti pak bisa juga kurang tergantung pada pemasukan sekolah.

 Saya terdiam sambil mendengar penyataan sang pemilik sekolah yang menyampaikan tentang gaji, waktu itu saya tidak kaget dengan nominal gaji yang disebutkan tapi saya kaget dengan pernyataannya yang bilang siswa kami sedikit, waktu itu langsung bilang baik Pak saya akan tetap mengajar disini dengan harapan bisa menambah atau meningkatkan minat masyarakat di sekolah ini. 

Hari-hari terus berganti dan jarum jam terus berputar saya pun mengajar ikut mengalir di tempat tersebut tidak terasa ada penambahan siswa baru yang melebihi dari sebelumnya dan waktu itupun saya putuskan untuk berhenti disekolah tersebut bukan karna gajinya yang masih sedikit tapi karna visi saya sudah tercapai karna siswanya sudah banyak yang daftar dan sekarang saya tinggal lanjutkan mencari yang memadai untuk mencapai  cita-cita yang sempat saya sampaikan ke orang tua bahwa saya akan tetap kuliah. walau tidak di bantu oleh orang tua di rumah.

maka perburuan demi perburuan pekerjaan saya lakukan, akhirnya 2016 saya menemukan tempat kerjaan di salah satu kota di DKI jakarta, saya langsung menetap di tempat kerjaan baru tersebut yang beralamat di Jl. Kapuk muara jakarta utara. 

Disinilah awal mula cita-cita saya mulai terlihat akan terwujud. Hampir setiap tahun saya membuat target,untuk melanjutkan studi s2 tapi tidak juga kunjung datang akan tetapi pada pertengahan bulan di tahun 2019 saya menemukan kampus dengan bayaran yang murah, saya pun tergoda dengannya dan langsung tanya-tanya dan memberanikan diri daftar menjadi mahasiswa pasca di kampus tersebut. 

Setelah mendaftar dan di nyatakan lulus kitapun di jadwalkan kuliah tatap muka setiap hari sabtu. Baru dua kali pertemuan dengan dosen di kampus datanglah musibah besar yang mengguncangkan seluruh dunia yaitu penyakit covid 19 yang membuat semua instansi harus tutup dan kuliahku pun gagal di lanjutkan lantaran covid 19 tersebut.

tetapi disaat yang berbeda ada teman kelas digrup WA mengatakan bahwa kami bisa melanjutkan kuliah dengan cara daring dan bahkan sampai pada titik akhir pun semua aktifitas perkuliahan dilakukan dengan cara daring termasuk pengajuan judul tesis, pembahasan tekhnis sidang dan bahkan sampai pada bimbingannyapun di lakukan dengan cara daring. 

Hampir semua teman-teman angkatan saya berbondong-bondong urus tesisnya dan urus untuk perlengkapan lainnya yang menunjang untuk mereka wisuda tapi itu tidak berlaku pada saya hampir setiap hari saya habiskan waktu untuk nonton youtube lihat WA dan segala macam hal tidak bermanfaat lainnya dan akhirnya saya pun ditinggal wisuda sama teman-teman saya yang hebat luar biasa. Selamat untuk semuanya yang akan diwisuda semoga ilmunya bermanfaat dunia akhirat.. 

Semboyan kelas "kita masuknya barengan dan keluarnya pun harus barengan" Dan akhirnya cerita ini berakhir pada simpulan sayalah yang membuat semboyan itu berantakan tak bertepi

"Panjang umur perjuangan"


Komentar

  1. Alhamdulillah bisa berjumpa dengan penulis hebat. Inspiratif dan bermakna. Bapak. Semangat menulis semoga terjaga passion menulisnya.

    BalasHapus
  2. Lanjutkan. Tulisan ini bisa jadi buku solo jenis memoar.
    Proses lika liku menggapai asa.

    BalasHapus
  3. Perjuangan yang luar biasa menginspirasi, S2 nya di Universitas mana pak

    BalasHapus
  4. Ini bukan lagi penulis pemula tapi sdh profesional di bidangnya kereeeen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih belajar pak, setelah di baca ulang masih banyak yang harus edit pak.. Heheheh

      Hapus
  5. Mantab pak luar biasa pesan cerita tersampaikan dengan baik karena kalimat yang digunakan mudah dipahami

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PPKM VS PTM

Pengawas ujian UM tingkat MA

Surat cinta untuk Ibu