Kehilangan motor

 Jakarta 22 maret 2022

Tulisan ke 30

Penulis sahril al hamid


Pagi tadi saya dapat telepon dari seorang sahabat dekat (anggap saja namanya Putra), dengan nada suara yang agak panik saya disuruh datang ke rumahnya untuk menyelesaikan masalah yang dia hadapi, saya lantas bertanya kenapa pak kok terdengan panik suaramu, apakah ada masalah yang mengganggu pikiranmu ungkap saya. 

Dia hanya memberi intruksi, datang saja ke rumah, nanti akan saya cerikan. Saya benar-benar panik ini bang (panggilan akrabnya ke saya). Tanpa pikir panjang saya pun datang ke rumahnya tepat jam 07:30.

Sebelum berangkat ke rumah tersebut saya terlebih dahulu membereskan berkas yang masih berceceran di atas meja kerja serta mematikan leptop yang baru saja saya buka dan hidupkan dengan bermaksud untuk menyicil tulisan saya yang berjudul "sang penakluk impian".

Pesan WhatsApp pun terus dia kirim ke saya agar bisa segera datang kerumah secepat mungkin. setelah beres semua aktifatas yang tadi di lakukan akhirnya saya langsung bergegas menuju ke rumah sahabat tersebut yang lokasinya berada di belakang WARKOP (Warung Kopi) tempat saya menulis dan mencari ide. 

Kami berdua pun akhirnya bertemu dan mulai membuka percakapan ringan. begini bang saya sekarang sedang ada masalah. Lantas saya jawab apa masalahnya, sembari saya melihat wajahnya yang sangat kebingungan tak karuan, ada rasa kecewa, sakit hati dan amarah yang luar biasa ngumpul di ubun-ubunnya. 

Dengan nada suara tersendak-sendak dan badannya terlihat gemetar serta mukanya terlihat pucat menjawab pertanyaan saya. semalam anak yang saya tampung di rumah pinjam motor bang, terus dia bilang mau pergi ke cengkareng tempat temannya. katanya, dia mau sebentar saja kesana. sayapun tunggu kedatangannya sampai pagi ini, tapi dia tidak juga datang, Kira-kira bagaimana menurut abang. 

Dari sinilah kami mulai berspekulasi tentang kungkinan yang terjadi. Kami berdua berpikir bahwa motornya sudah di jual karna anak ini butuhkan uang besar untuk pergi keluar kota, terus kami juga berpikir bahwa motornya di begal oleh orang di jalan raya, sisi lain kamipun berpikir bahwa motor itu benar-benar di curi. 

Mendengar cerita tersebut sayapun berpikir untuk bisa mencarikan solusi terbaiknya. Setelah beberapa lama berpikir akhirnya saya menemukan solusinya, saya suruh sahabat ini untuk telepon anak yang bawa motor itu datang kerumah secepat mungkin. 

Lama saya menunggu dirumah Bang Putra dan tidak ada tanda-tanda bahwa anak yang bawa motor itu akan datang. dengan berat hati saya harus meninggalkan bang Putra untuk sementara karna saya harus mengajar siswa kelas 7.1. Sayapun tidak lupa nitip pesan, bang nanti kalau anak itu datang jangan lupa WhatsApp saya ya. Sengaja saya sampaikan pesan seperti itu agar ada orang yang bisa mengontrol ketika dia sedang emosi. 

Pada saat di kelas saya menjelaskan materi tentang perjuangan tokoh-tokoh yang berjuang dalam rangka menyatukan NKRI, saya sesekali menyebutkan nama sang proklamator yaitu Ir. Soekarno, saya memang mengagumi tokoh nasional 1 ini, walau dia terkenal dengan tokoh diktator seperti yang tercatat dalam buku kisah para diktator tapi saya tetap masih bangga pada perjuangannya. 

Siswa di kelas pun terlihat sangat semangat dengan pelajaran kali ini, karena saya kadang-kadang memberikan contoh langsung seperti aktifitas mereka di kelas serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa memberikan pendapatnya yang mereka rasakan dan bahkan temannya rasakan tentang menjaga persatuan dan kesatuan. 

Di kelas 7.1 ini saya mengajar hanya 1 jam lamanya, bagi kami waktu segitu terasa sangat singkat karena materi yang kita pelajari sangat enak dan seru, tapi apalah daya saya beserta siswa pun mengakhiri pertemuan ini dengan mengucapkan alhamdulillah.

Setelah keluar di kelas 71 yang ada di lantai 5, saya pun memutuskan untuk turun dan pergi ke WARKOP untuk membeli sarapan dan menikmati kopi kesukaan yaitu good Day cappucino. Hampir semua teman-teman terdekat saya pasti tau bahwa hanya ini yang saya minum setiap harinya ketika berada di warung kopi. 

Ketika di antrian untuk membeli makanan saya sempatkan WhatsApp Bang Putra. Kalau nanti anak itu datang tolong chat saya yaa, nanti saya akan kerumah untuk bisa berada di belakang abang, begitulah isi chat yang saya kirim, diapun menjawab, baik bang nanti akan saya berkabar ke abang ungkapnya. 

Tidak lama berselang saya chat bang Putra, akhirnya dia samperin saya ke WARKOP dengan bermaksud untuk memberitahukan bahwa anak yang bawa motor semalam sudah ada di rumah. 

Dengan sigap saya langsung pergi ke rumah Bang Putra dengan menenteng segelas good Day cappucino di tangan kiri sambil di ayungkan ke depadan dan kebelakang.

 Saya benar-benar perhatikan raut wajah sang anak yang membawa motor tersebut, terlihat tidak ada upaya untuk memberikan solusi terhadap apa yang dia lakukan, minimal untuk mencari atau bahkan menggantikan dengan motor yang baru. 

Kami terus merembuk dengan penuh kehati-hatian karna takut ada yang emosi apabila salah ucap dalam rembukan itu. Dan akhirnya kami memutuskan dalam waktu 2 minggu minimal ada bukti dan informasi yang kami dapatkan dari anak-anak yang membawa motor tersebut. 

Saya sebenarnya ingin menemani sampai selesai percakapan dan rembukan ini, tapi karna ada tugas sekolah yang harus saya lakukan maka saya pun ijin untuk pamit dan  melanjutkan tugas di sekolah sebagai pengawas ujian. 

Sejujurnya ada rasa jengkel terhadap anak tersebut tapi saya tetap tahan karna takut terpancing suasana, saya hanya membicarakan tentang solusi-silusi yang harus anak-anak tersebut lakukan, 

Perasaan bang Putra persis sama dengan perasaan saya waktu. saya kehilangan motor BEAT hitam di tahun 2018. pas saya turun mau ngawas ujian saya tidak lihat motor di parkiran, cuman yang membedakan adalah motor saya di curi di depan kontrak saya sendiri sedangkan motor bang Putra adalah motor orang tuanya dan hilangnya pun lokasinya jauh dari tempat rumahnya. 

Jadi kalau sekiranya bang Putra marah saya memang sangat mewajarkan karena dia merasa di bodohi dan di bohongin oleh anak-anak tampungan sendiri. 









Komentar

  1. Turut prihatin semoga motor y kembali segera

    BalasHapus
  2. kalau anak tsb masih ada ortu atau keluarga, sampaikan dan minta ganti. meski tak seharga motortsb minimal ada pertaggungjawabannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PPKM VS PTM

Pengawas ujian UM tingkat MA

Surat cinta untuk Ibu